
Manado, 1 September 2025 – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Manado menegaskan sikap kritis atas peristiwa aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Provinsi Sulawesi Utara pada Senin (1/9/2025). Aksi penyampaian aspirasi yang membawa 12 tuntutan rakyat tersebut justru berujung pada tindakan represif aparat dan upaya pembenturan horizontal.
GMNI Manado menyebut aksi itu semestinya menjadi ruang aspirasi, bukan represi. “Bagi kami, peristiwa ini mencerminkan lemahnya komitmen lembaga legislatif daerah dalam menjalankan fungsi representasi rakyat. DPRD Sulut gagal memberi jawaban konkret terhadap substansi tuntutan, dan hanya menghadirkan praktik adu domba antara sipil vs sipil yang dapat menimbulkan perpecahan” tegas Rahmat Mbuinga Ketua DPC GMNI Manado.
Empat Sorotan Utama GMNI Manado
**Pertama, aksi damai dan konstitusional.**
Sejak awal, massa aksi datang untuk menyampaikan aspirasi dengan tertib. Jika terjadi ketegangan, menurut GMNI, hal itu merupakan akibat dari pembatasan ruang gerak dan sikap aparat yang menutup akses masuk.
**Kedua, adanya upaya adu domba.**
Kehadiran kelompok adat di lokasi aksi dinilai memperkuat kesan bahwa mahasiswa dibenturkan dengan masyarakat sipil sendiri. “Ini praktik yang berbahaya dan berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Aspirasi rakyat tidak boleh dipadamkan dengan cara-cara adu domba,” tegas GMNI.
**Ketiga, tindakan represif aparat.**
Setelah waktu aksi terlewati, aparat justru membubarkan massa dengan water cannon dan gas air mata, bahkan ada peserta aksi yang diamankan. GMNI menilai tindakan ini menunjukkan wajah represif negara terhadap suara kritis rakyat.
**Keempat, DPRD Sulut gagal menjawab substansi tuntutan.**
Alih-alih memberi jawaban konkret, pimpinan DPRD hanya menawarkan dialog terbatas dan doa bersama. GMNI menilai hal ini sebagai bentuk pelecehan terhadap aspirasi masyarakat.
DPC GMNI Manado menyerukan tiga hal:
1. Hentikan segala bentuk represifitas aparat, pembungkaman aspirasi, dan kriminalisasi terhadap mahasiswa.
2. Hentikan praktik adu domba antara massa aksi dengan kelompok masyarakat adat/sipil.
3. Tindaklanjuti seluruh tuntutan rakyat secara serius.
DPC GMNI Manado menegaskan, sebagai organisasi yang berasaskan Marhaenisme, mereka akan terus berdiri di barisan rakyat dan mengawal aspirasi hingga ditindaklanjuti.