
Minahasa, 21 Juni 2025 — Menjelang pelaksanaan Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ke-XXII yang akan dilaksanakan di Kota Bandung, Ketua Cabang GMNI Minahasa, Riand Salu, menyampaikan sikap resmi cabang serta menyerukan kepada seluruh kader GMNI di seluruh Indonesia untuk menjaga marwah organisasi, menjunjung tinggi nilai-nilai ideologis, serta tidak terjebak dalam dinamika destruktif yang mengancam semangat persatuan dan cita-cita perjuangan GMNI.
Riand menegaskan bahwa Kongres merupakan ruang tertinggi bagi konsolidasi ideologi, organisasi, dan kader. Momentum ini harus dijaga sebagai sarana demokratis untuk menentukan arah perjuangan GMNI ke depan, serta memilih pemimpin nasional organisasi secara adil dan berintegritas.
“Kongres bukan sekadar ajang kontestasi kekuasaan, melainkan medan pertempuran gagasan untuk meneguhkan kembali watak kerakyatan dan kebangsaan GMNI. Maka seluruh kader harus menjunjung tinggi etika, solidaritas, dan disiplin organisasi,” tegas Riand.
Dalam dinamika menuju Kongres, GMNI Cabang Minahasa turut menyayangkan adanya indikasi kehadiran cabang-cabang fiktif yang dimobilisasi untuk kepentingan pragmatis. Riand menekankan bahwa praktik manipulatif semacam itu mencederai demokrasi internal GMNI dan mengancam integritas proses suksesi.
“Kami menyerukan kepada seluruh kader agar tidak terpancing oleh provokasi atau klaim-klaim sepihak dari entitas yang tidak sah secara organisatoris. GMNI adalah rumah bersama, bukan kendaraan pribadi,” ujar Riand.
Riand juga mengecam segala bentuk intervensi dari oknum elit partai politik yang mencoba memperalat GMNI demi ambisi pribadi untuk meraih posisi di partainya masing-masing.
“GMNI bukan anak tangga bagi elit partai yang haus kekuasaan. Kami menolak keras segala bentuk kooptasi politik praktis yang menjadikan GMNI sebagai alat transaksi kekuasaan. Biarkan GMNI berdiri tegak sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan,” pungkasnya.
GMNI Cabang Minahasa menegaskan kembali komitmen untuk menjadikan Kongres sebagai momentum ideologisasi dan konsolidasi gerakan, bukan sekadar ajang perebutan kursi. Riand mengajak seluruh kader untuk bersatu dalam semangat Marhaenisme, menjaga independensi organisasi, dan memperjuangkan nasib rakyat tertindas.
“Hanya dengan kembali pada jalan ideologi, GMNI akan tetap menjadi pelopor gerakan nasional yang berani, merdeka, dan berpihak pada rakyat,” tutup Riand Salu.