
MANADO-Di tengah kebijakan efisiensi anggaran yang saat ini diterapkan secara menyeluruh di jajaran pemerintah baik pusat maupun daerah, Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Utara justru tampil sebagai contoh keberhasilan birokrasi kreatif dan efektif.
Di bawah kepemimpinan Kepala Dinas dr. Kartika Devi Tanos, MARS, sektor pariwisata Sulut menunjukkan geliat kemajuan dengan berbagai terobosan strategis yang berdampak langsung pada peningkatan kualitas destinasi dan daya tarik wisata di daerah ini.
Efisiensi anggaran bukan menjadi alasan untuk stagnasi. Sebaliknya, Kadis Devi justru memanfaatkan tantangan tersebut untuk memperkuat kolaborasi, mendorong partisipasi publik, dan mengarahkan fokus program pada hal-hal yang benar-benar memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pelaku industri pariwisata lokal.
“Kami percaya bahwa dengan inovasi, efisiensi bukanlah keterbatasan, melainkan peluang untuk lebih fokus, lebih kreatif, dan lebih berdampak,” ujar Devi.
Terobosan Konkret yang Berdampak Langsung
Beberapa langkah terobosan yang telah dilaksanakan antara lain:
Digitalisasi Promosi Wisata: Dinas Pariwisata Sulut aktif memanfaatkan media sosial, platform video digital, dan kampanye daring untuk memperkenalkan destinasi unggulan seperti Likupang, Bunaken, dan Danau Linow ke pasar nasional hingga internasional. Langkah ini mampu menekan biaya promosi konvensional sekaligus menjangkau audiens lebih luas.
Revitalisasi dan Pemberdayaan Desa Wisata: Program penguatan desa wisata berbasis kearifan lokal dilakukan secara intensif dengan pendekatan pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi promosi. Beberapa desa kini berkembang menjadi magnet baru bagi wisatawan.
Kemitraan dan Kolaborasi Multi Pihak: Dinas Pariwisata menggandeng komunitas kreatif, UMKM lokal, serta pelaku usaha hotel dan travel untuk menciptakan paket wisata tematik dengan prinsip bagi hasil yang adil dan berkelanjutan.
Pelatihan SDM dan Sertifikasi Kompetensi: Meski anggaran pelatihan terbatas, Dinas Pariwisata berhasil bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Kementerian Pariwisata untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada para pemandu wisata, pelaku homestay, dan pelaku ekowisata.
Pengakuan dari Gubernur YSK
Berbagai pihak memberikan apresiasi atas kepemimpinan dan kinerja Dinas Pariwisata Sulut. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bahkan memasukkan Sulut sebagai salah satu provinsi dengan pengelolaan promosi wisata digital terbaik untuk wilayah Indonesia Timur.
Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn), Yulius Selvanus, SE mengatakan kinerja profesional yang ditunjukan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulut pantas diapresiasi. YSK sapaan Gubernur, meminta agar Dispar tetap mempertahankan kerja maksimal bahkan lebih ditingkatkan, YSK tak menampik Dispar Sulut dominan dalam menjalankan program secara profesional dibanding beberapa instansi di lingkup Pemprov Sulut.
“Pemprov sangat terbantu dengan pendekatan yang dibangun Dinas Pariwisata. Mereka tidak hanya menjadi regulator, tapi juga mitra yang aktif dan terbuka terhadap pelaku usaha, ini butuh kerja kolektif dan profesionalitas. Saya memberi apresiasi, pertahankan dan kedepan lebih ditingkatkan lagi,” sebut YSK.
Komitmen Berkelanjutan
Ke depan, Kadispar Devi menegaskan komitmennya untuk terus membangun pariwisata Sulawesi Utara sebagai sektor yang inklusif, tangguh, dan berdaya saing global.
“Kami akan tetap fokus pada penguatan kualitas destinasi, pemanfaatan teknologi, dan pengembangan SDM lokal. Pariwisata bukan hanya tentang wisatawan datang, tapi tentang masyarakat yang sejahtera,” tutupnya. (jek)